Medan | Metro Onenews – “Untuk bidang seni, Sumut jauh tertinggal dengan daerah lain. Di Medan tak punya satu gedung yang bisa menampung para pegiat seni. Tidak seperti di Jakarta yang punya Gedung Kesenian Jakarta yang betul-betul didesain untuk konser,” ujar Irwansyah.
Hal itu diungkapkan Tokoh Musik dari Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Sumatera Utara (FIB-USU) dalam acara silaturahmi pegiat seni dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck, di Rumah Dinasnya, Jalan Tengku Daud Medan, Kamis (12/12) malam.
Dalam bersilaturahmi yang disebut dengan para seniman, mulai dari penyair, pemusik, pegiat literasi, tokoh teater hingga pemilik sanggar tari, Ijek mengaku banyak masukan.
Pegiat seni Sumatera Utara yang hadir antara lain Irwansyah Harahap dan Etnomusikologi USU, sekaligus Direktur Grup Vokal Suara Sama, Rithaony Hutajulu (salah satu penggagas Toba Caldera World Music Festival), Sarifuddin Lubis (Guru Kesenian di SMAN 1 Binjai), serta para seniman lainya.
Wagubsu mendengar satu demi satu yang menjadi kendala para seniman untuk berkarya. “Terima kasih sudah memberikan saya banyak masukan, saya sudah mendengar apa yang menjadi masalah dan kendala para seniman yang ada di Sumut selama ini, kita akan coba bantu, dengan anggaran yang kita miliki dan memberikan jalan keluar bagi pelaku seni yang ada di Sumut,” ujar Musa Rajekshah.
Disampaikannya, sejak dahulu sudah ada keinginannya untuk memperbaiki berbagai fasilitas yang dimiliki Pemerintah Provinsi Sumut [Pemprovsu]. Karena itu, jika memungkinkan akan ada hall di sport centre yang akan dibangun Pemprov Sumut, yang dapat dimanfaatkan para seniman untuk berkarya.
“Di Sport Centre nanti, akan kami upayakan membangun hall yang bisa kalian gunakan untuk pertunjukan seni,” terang Musa Rajekshah.
Mampu hidupkan Pariwisata
Sebelumnya, Irwansyah Harahap yang mewakili para seniman menyampaikan, Kota Medan tidak punya satu gedung kesenian yang bisa menampung kreativitas para pegiat seni.
“Untuk bidang seni, Sumut jauh tertinggal dengan daerah lain. Tidak seperti di Jakarta yang punya Gedung Kesenian Jakarta yang betul-betul didesain untuk konser. Padahal penonton budaya dan kesenian di Medan cukup tinggi peminatnya,” ujar Irwansyah.
Padahal menurut Irwan, potensi kesenian, termasuk kesenian tradisional di Sumut ini luar biasa. “Potensi etnik kita luar biasa untuk bisa berbicara banyak di tingkat nasional. Untuk itu perlu wadah semisal sekolah formal yang mempelajari ragam kesenian yang kita miliki,” ungkapnya.
Menurutnya, yang ada di dalam pikiran kami cuma satu, bagaimana kesenian ini bisa terus tumbuh, sehingga pada akhirnya mampu menghidupkan pariwisata.
Pertemuan yang penuh kekeluargaan itu juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut, Dinas Pariwisata dan Budaya Sumut, serta perwakilan BUMD PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU). (MO/Rel)