Bener Meriah | METRO ONE – Untuk merayakan Gayo alas mountain internasional festival 2020 di Kabupaten Bener Meriah diadakan festival pacuan kuda tradisional, Rabu (29/1).
Namun dalam momen bergengsi itu, banyak kejanggalan yang bertentangan dengan kanun sari’at Islam. Ada permainan judi yang terkesan terstruktur dan masif. Aparat dan panitia diduga bersepakat membiarkan permainan haram itu, memalukan memang.
Dari sekian banyak pengunjung, ribuan pasang mata melihat secara kasat kasus taruhan kuda yang bebas dibiarkan begitu saja. Padahal tidak luput dari pantauan pihak pengaman maupun para pejabat yang berwenang di lokasi itu
Saat dimintai tanggapannya di lokasi pancuan, Mulyadi selaku aktivis menanggapi miring kegiatan pacuan kuda, ia menentang keras karena kegiatan sudah ternodai. ” Ini bisa terjadi karena kurangnya pengamanan, terlebih para pemain judi sudah tidak segan lagi melakukan praktek praktek perjudian.
Dimanakah letak dan tugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wiyalatul Hisbah (WH) Kabupaten Bener meriah, jangan rusak daerah bermartabat ini dengan acara gamifes. Kita paham betul kegiatan ini menggunakan anggaran begitu besar, namun ahklak kita menjadi rusak” cetus Mulyadi (MO/Bram)