Oleh : Hasri Indah Asiah
Dosen Pengampu : Moondra Zubir ,Ph.D
Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di seluruh dunia telah membuat masyarakat khawatir, sehingga melakukan berbagai upaya untuk melindungi diri, keluarga serta lingkungan agar tidak terinfeksi Covid-19. Beberapa upaya yang dilakukan masyarakat agar tidak terinfeksi oleh covid-19 diantaranya adalah dengan menjaga jarak, tidak berkerumun, menjaga daya tahan tubuh, menjaga kebersihan dan melakukan disinfeksi di rumah, lingkungan serta tempat-tempat umum. Upaya dalam membasmi virus Covid 19 terus dilakukan berbagai pihak. Selain tempat keramaian, kini banyak warga yang aktif menyemprotkan disinfektan di lingkungan rumah mereka. Namun sayangnya, sekarang disinfektan sangat sulit dicari di pasaran, seperti halnya masker dan anti septik.
Disinfektan adalah senyawa kimia yang mampu membunuh virus dengan jalan masuk menembus dinding virus dan akan merusak bagian dalam virus. Larutan disinfektan dapat dibuat dari cairan yang biasa digunakan di rumah tangga seperti larutan pemutih pakaian dan larutan pembersih lantai yang selanjutnya dicampur air dengan perbandingan tertentu. Larutan pemutih pakaian mengandung bahan aktif sodium atau natrium hipoklorit 5 persen, dengan pengenceran (1:99) sehingga konsentrasi natrium hipoklorit menjadi 0,05 persen, efektif untuk membunuh mikroorganisme. Cairan pemutih pakaian bisa digunakan untuk pembuatan disinfektan dan sudah sesusai dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Peneliti Kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Joddy Arya Laksmono membenarkan bahwa cairan disinfektan bisa dibuat dengan campuran cairan pemutih pakaian. Berdasarkan anjuran dari WHO, bahwa bahan yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah etanol dan sodium hipoklorit (pemutih). Kebanyakan larutan bahan pemutih rumah tangga mengandung 5 persen sodium hipoklorit (50000 bpja klorin),” Ucap joddy.
Cairan pemutih pakaian merupakan bahan yang paling kuat dan efektif. Akan tetapi, bahan pemutih ini mudah dinonaktifkan jika terdapat bahan organik. Bahan aktif yang ada di dalam cairan pemutih yaitu sodium hipoklorit yang memiliki beragam fungsi. Efektif membunuh bakteri, jamur, dan virus, termasuk virus influenza. Larutan pemutih, seperti bayclin mengandung zat aktif yaitu hipoklorit dengan konsentrasi 5.25 persen. Dengan kandungan tersebut, larutan pemutih bisa dijadikan sebagai salah satu bahan untuk membuat desinfektan. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hospital Infection menyebut virus corona dapat mati dalam satu menit dengan melakukan disinfeksi permukaan benda dari beberapa bahan. Bisa dengan menggunakan alkohol 62-71 % , pemutih hidrogen peroksida 0,5 % , atau pemutih rumah tangga yang mengandung 0,1 % natrium hipoklorit.
Penyemprotan disinfektan hanya dilakukan terhadap benda keras terutama benda-benda yang sering disentuh oleh orang banyak seperti lantai , gagang pintu, kran, kursi dan lain-lain. Penyemprotan disinfektan tidak dilakukan terhadap bahan yang menyerap seperti kain karena larutan disinfektan bersifat kaustik yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, kulit dan mata. Larutan disinfektan juga memiliki sifat korosif terhadap logam, sehingga setelah disemprotkan dan dibiarkan selama 10 menit, logam dibersihkan kembali dengan kain basah agar logam tidak korosi atau berkarat.
Jadi kesimpulan nya adalah cairan pemutih pakaian bisa digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan disinfektan untuk membunuh virus dan bakteri. Namun, penggunaannya harus sesuai takaran yang dianjurkan oleh WHO.