Takengon | METRO ONE– Reje Atu Gajah Suhada diminta dilengserkan dari jabatannya, berhentikan segera, mengingat ia sudah tak pantas jadi panutan. Kinerjanya untuk kemajuan desa dianggap gagal. BLT untuk korban Covid juga tak jelas ujung pangkalnya.
Menyikapi hal itu, masyarakat mendatangi kantor Camat Bebesan menyampaikan keluh kesah, Selasa (9/6)
Dihadapan Camat, Iwan Warga desa Atu Gajah menuturkan dengan sangat gamblang. “Kami dari masyarakat menuntut Suhada selaku Reje Atu Gajah untuk menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dengan segera. BLT harus berupa uang tunai sesuai peraturan yang telah diputuskan dalam program ini. Bukan berupa barang yang telah direncanakan oleh Suhada. Termasuk juga masalah pengelolaan dana BUMK yang dibelikan beras oleh Reje ini tidak jelas peruntukannya. Ttidak pernah melakukan musyawarah dalam pengelolaan anggaran dana desa. Jika kami masyarakat dibodohi oleh oknum Reje, kami dari masyarakat akan usut masalah ini sampai kemana pun. Jika keluhan kami ini tidak bapak Camat tanggapi, kami akan datang dengan masyarakat lebih banyak untuk berunjuk rasa” ujar Iwan.
RGM sudah terpilih namun belum di SK kan sampai sekarang. Masalah demokrasi pemilihan aparatur desa juga terkesan ditutupi. Kami berharap bapak Camat turun ke desa Atu Gajah untuk menyelesaikan masalah ini” tegas Iwan.
Camat Bebesen Arisa Putra, Ar.s.ip menanggapi keluhan warga. “Kami akan memanggil Reje untuk kita selesaikan prihal keluhan masyarakat Atu Gajah ini” cetusnya.
Badri dari mahasiswa yang prihatin terhadap masyarakat atu gajah juga berstatemen. “Seharusnyanya Reje itu menyalurkan BLT berdasarkan peraturan Mentri desa dan peraturan Mentri keuangan dalam penyaluran bantuan langsung tunai dari dana desa berupa uang tunai sejumlah Rp.600.000. Bukan berupa barang yang akan direalisasikan ke masyarakat. Saat ini masyarakat sudah menganggap Reje tak layak lagi menjadi kepala desa. Rakyat jugak berharap Reje segera diturunkan dari jabatannya” ucap Badri dengan lantang. (MO/bram)