Deliserdang | METRO ONE – PT Sentra Jaya Perkasa Prima selaku pengembang perumahan Tanjung Anom Residen Jln Besar Tanjung Selamat Sembahe Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, tak menggubris keluhan konsumennya. Pasalnya, rumah hunian yang dibeli Aipda Tonggo Butar Butar Block B No 22 runtuh berkeping keping. Anehnya pihak pengembang sepertinya tak bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan yang diduga konstruksinya tak memenuhi standart itu. Bangunan rumah roboh pada pertengahan April 2020 lalu, pihak pengembang malah pakai ilmu buang badan, menyebutkan robohnya bangunan karna faktor bencana alam. Miris memang.
Menurut istri Tonggo Butar Butar, Merri Br Sihombing, mereka mengalami kerugian ratusan juta rupiah, belum termasuk harta bendanya yang ikut hancur tertimpa material bangunan. Rumah tipe 45 itu dibeli dengan cara cicil sejak tiga tahun lalu atas nama Merri Sihombing.
Lokasi rumahnya persis paling pinggir dengan berbatas aliran parit yang tak terlalu lebar. Dari reruntuhan bangunan terlihat besi cor yang digunakan pengembang tidak layak digunakan untuk sebuah bangunan rumah. Besi itu berukuran 6 mm. Yang anehnya dibawah pondasi ada batang sawit yang terendam. Saat bangunan runtuh terlihat batang sawit itu berada di bawah coran pondasi.” Intinya pondasi dibangun ini di atas batang sawit, bangunan tidak kokoh diterjang air hujan yang memenuhi aliran parit sehingga rumah saya roboh” ujar Merri Senin (22/6).
Menurutnya, musibah robohnya rumah itu disaat ia dan anak anaknya sedang tidak berada di rumah. “Saya sedang opname saat kejadian itu, anak anak juga tidak di rumah, kalau saja saat itu kami sedang di rumah entah bagaimana nasib kami. Bayangkan bangunan itu roboh sekitar pukul 24.00 tengah malam. Dari bagian dapur hingga depan runtuh rata dengan tanah. Hanya tinggal setengah bagian rumah yang tersisa, itupun sudah terlihat retak. Sudah saya pertanyakan baik baik kepada pihak pengembang tapi mereka malah menuding musibah itu karena faktor alam. “Itu bencana alam jadi kami pihak pengembang cuma bisa berikan konvensasi sebesar 5 juta” ujar Merri menirukan pengakuan salah seorang penanggung jawab PT Sentra Jaya Perkasa Prima, Rahmad. “Jika cuma hanya 5 juta apa yang bisa diperbuat, paling cuma buat kandang ayam. Saya sudah mohon mohon agar mereka bantu kehancuran rumah saya, rapi tak ada juga respon. Kerugian saya lebih Rp 100 juta, karena sudah setara dengan membangun rumah baru. Belum lagi barang barang perabot rumah yang hancur. Rumah itu masih dalam cicilan, jelas bangunan ini tak bermutu terlihat dari besi yang digunakan, ukuran 6 mm. Berkali kali saya telepon pak Rahmad itu, saya ajak ketemu di kantornya, tapi tak pernah mau. Ada saja alasannya, seperti ada yang disembunyikan, saya macam dipermainkan. Sekarang tak lagi dia angkat telpon saya. Kantornya di jln prof HM Muhammad Yamin No 388 A Medan juga tak ada stafnya yang bisa dijumpai, kan aneh” ujar Merri.
Menanggapi hal ini, Rahmad yang dikonfirmasi lewat WashAp Senin (22/6) siang tak menjawab pesan yang dikirim, padahal pesan itu jelas terkirim ke HP pribadinya. (MO/red)