Langkat | METRO ONE – Masih terngiang diingatan publik Langakat betapa tak sudinya bupati Langkat Terbit Rencana PA kalau pada pemerintahan Kabupaten Langkat yang dipimpinnya tak luput dari jual beli jabatan.
Hal itu disampaikan bupati Terbit Rencana PA dengan mengadakan Konferensi Pers melalui dinas Kominfo untuk membantah tudingan miring di ruang aula kantor Bupati Langkat pada11 Januari 2021 lalu.
Terhendus kabar tak sedap kembali menjadi isu memalukan dari Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Langkat yang kembali mencoreng nama baik Bupatinya.
Pasalnya, satu persatu petugas IB (Inseminasi Buatan) yang dijanjikan akan diangkat menjadi honor di Dinas Peternakan oleh oknum PNS yang berinisial “JG” mulai kesal.
Seperti yang disampaikan salah satu petugas IB yang namanya tidak ingin di tulis menuturkan kepada wartawan pada Rabu (10/2/2021) siang pekan kemarin.
Kekesalan ini mencuat setelah mereka mendapat informasi bahwa tidak ada pengangkatan honor bagi petugas IB untuk tahun ini. Petugas IB yang menjadi korban mulai membuka suara sebagai bentuk kekesalan mereka.
“saya kecewa karena pengangkatan honor itu tidak ada, padahal saya sudah membayar, untuk itu saya akan menceritakan kronologisnya”, kata petugas IB ini.
” Awalnya saya ditelepon Jakfar (petugas IB juga) menawarkan kepada saya untuk menjadi honor dan secara detailnya saya diarahkan untuk menghubungi Akuh (petugas IB yang lain). “Setelah itu saya menghubungi Akuh melalui telepon, Akuh mengatakan bahwa memang ada penerimaan honor tetapi tidak semua. Kalau kau mau harus bayar Rp.5 juta, kalau tidak ada Rp.3 juta dulupun gak apa-apa.
Setelah mendapat kabar itu saya menceritakan kepada orang tua saya, dan orang tua saya setuju tetapi dengan metode transfer ke rekening, biar kalau ada hal- hal yang tidak diinginkan slip penyetoran bisa menjadi bukti. Apa yang dikatakan orang tua saya kembali saya ceritakan kepada Jakfar, lalu Jakfar mengatakan bisa dan uang tersebut di kirim ke rekening Khoir (petugas IB Halaban). Uang yang saya kirim sebesar Rp.3 juta dan slip setoran masih saya pegang sebagai bukti. Saya berharap kalau memang tidak ada penerimaan honor maka uang saya tolong di kembalikan”, kata petugas IB ini sambil berharap.
Menanggapi pengakuan petugas IB ini, kepala bidang peternakan Langkat JG saat dihubungi Metro One Via Ponsel Selasa (23/2) membantah tudingan adanya uang pelicin dalam penerimaan honor petugas IB. “Kalau hal pengangkatan tenaga honorer memakai uang pelicin itu tidak benar. Aku tidak melakukan itu”, sanggahnya dengan nada tinggi sambil mematikan telepon.
Sebelumnya Kepala Finas Pertanian Nasiruddin Sp saat dikonfirmas(20/02) terkait isu miring anak buahnya itu mengaku tidak ada memerintahkan untuk meminta uang kepada tenaga honorer IB,
sembari menunjukkan pesan dari Wahshapnya kepada bawahannya jangan ada melakukan pengutipan tenaga honorer itu.
“Saya tidak tau kalau itu terjadi, dan saya tidak ada perintahkan itu, kalau sudah begini apa- apa saya yang kenak imbasnya ” jelasnya kesal .
Di tempat terpisah, Junaidi.S ketua DPD NGO TOPAN AD yang diminta tanggapannya menuturkan dengan keras. ” Keterangan dari petugas IB itu menjadi bukti nyata bahwa “pelicin” pengangkatan honor petugas IB memang benar, dan bukan lah isu yang diciptakan ataupun di buat-buat. Penegak hukum diharapkan segera melakukan tindakan dengan melakukan lidik dan memanggil orang-orang yang namanya disebut. Terutama Khoir yang disebut sebagai “pengepul” dari “pelicin” pengangkatan honor. Slip setoran bisa menjadi bukti awal untuk melakukan pengembangan dan mengungkap aktor di balik permainan. “Kami DPD NGO TOPAN AD LANGKAT terus memantau masalah ini dan sesegera mungkin akan melaporkan ke ombudsman RI perwakilan Sumut.
Surat klarifikasi kami secara tertulis perihal dugaan “pelicin” pengangkatan honor petugas IB yang di tujukan kepada Kepala dinas Pertanian dan Ketahanan pangan C.q Kepala bidang peternakan hingga sekarang belum juga di balas, padahal dudah 14 hari kerja” kata junaidi. (SYAH)