Langkat | METROT ONE – Manusia manusia yang miskin ilmu mengaku ngaku Wartawan mulai bermunculan dan menimbulkan keresahan masyarakat Langkat. Kehadirannya mengganggu privasi orang, baik kalangan instansi bahkan di kalangan jurnalist sendiri. Aksinya menakut nakuti, sok sok bergaya patentang patenteng sehingga jadi perhatian Wartawan di Kabupaten. Menjijikkan memang.
Ulah oknum yang mengaku wartawan ini, tidak segan – segan melakukan pengancaman mengintervensi terhadap masyarakat serta pegawai instansi. Terkadang bertingkah yang memalukan tak beretika dan miskin moral. Selalu bergerombolan dengan gaya seolah olah punya ilmu tentang Jurnalis, penuh atribut berlambang Pers, berpenampilan lecek, sedikit dekil, jika berbicara ketahuan bodoh dan longornya.
Menanggapi kemunculan manisia manusia tak beretika ini, Rudi Dalimunthe anggota PWI Langkat mengaku prihatin. Akibat ulah oknum ” Wargad ” nama baik wartawan lain yang bekerja dengan sungguh-sungguh akan ikut tercoreng. “Bagi pihak Instansi Pemkab Langkat, Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Kelurahan/Desa serta masyarakat, jika ada oknum wartawan gadungan yang meresahkan segera laporkan ke penegak hukum terdekat, Polsek Setempat ataupun ke Polres Langkat. Dengan ada nya keresahan pihak Instansi, masyarakat dan wartawan saling bekerjasama untuk menertibkan oknum diduga wartawan gadungan ini. Selama ini karena adanya pembiaran sehingga mereka leluasa melakukan aksi nya. Justru adanya wartawan gadungan ini Instansi, masyarakat dan wartawan saling mengingatkan untuk mengawasi nya. Bila perlu lakukan tindakan hukum supaya ada efek jera bagi mereka “, tandas Rudi
Ulah Wargad juga mendapat kecaman dari Reni Triana Ritonga selaku Ketua KWRI Kabupaten Langkat. Menurut Reni, sudah banyak mendengar di lapangan tentang hal itu. “Bawa koran selembar sama indentitas KTA yang sudah Expayet alias mati, cuma itu modalnya. Saya sangat mendukung sekali adanya penertipan wartawan wartawan gadungan, supaya tidak tercemar nama baik wartawan di kabupaten Langkat ini. Selama ini kepala sekolah, kepala Desa banyak yang alergi jumpa sama wartawan dikarenakan manusia manusia miskin moral itu. Wartawan yang suka ngemop belum tentu kalau diperiksa identitas nya benar dia terdaptar di pimpinan Redaksi nya. Saya juga sangat mengharapkan adanya saling kerja sama dengan pihak instansi Desa, Kelurahan, Kecamatan dan pemerintah setempat agar saling berkerja sama untuk menindak oknum-oknum yang mengaku ngaku wartawan” cetus Reni.
Wartawan gadungan yang semangkin menjamur di Kabupaten Langkat, dirasakan juga oleh warga masyarakat. Warga merasa terganggu privasinya. Seperti yang dikatakan Adi ini.
“Saya tak tahu yang mana wartawan asli maupun wartawan gadungan, karena saya sebagai warga langkat pun sudah resah dengan keberadaan Wargad. Mereka berani kali terkadang mengancam ancam seolah olah dia itu sudah merasa hebat, seolah olah dia itu tidak akan terjerat dari hukum. Sebagai masyarakat mengharapkan juga agar bagi wartawan yang ada di Kab langkat ini untuk melakukan penertipan. Kami sebagai masyarakat siap untuk membantu jika diperlukan untuk mempersempit gerak orang orang yang mengaku Wartawan itu” kata Adi. (Tim/SYAH).