Medan | METRO ONE – Kalangan awam mungkin belum banyak mengenal siapa sosok seorang Andhika S Soekarno. Lelaki tampan kelahiran Jakarta setengah abad lalu itu, ternyaya bukan orang sembarangan. Ia bagian dari lingkaran istana Presiden, bergelut di dunia perpolitikan Indonesia, dan karatan di berbagai bisnis raksasa. Secara pribadi kita mungkin belum mengenal lebih jauh sepak terjang tokoh yang memiliki nama lengkap Raden Rangga Wijaya Andhika S Soekarno SH MH ini. Namun dari gelar yang disandang, sepertinya masih keturunan berdarah biru Kraton Jawa. Keingin tahuan tentang apa dan siapa lelaki yang low profil ini semakin tertantang, mengingat ia bakal menahkhodai sebuah partai yang bakal lahir, Partai Kerakyatan Satria Nusantara (KSN) namanya.
Sabtu (27/3) pekan kemarin Pimpinan Redaksi metro-onenews.com Elfian Zuhri Nasution berkesempatan mewawancarai Andhika secara jarak jauh. Kebetulan disaat diminta wawancara, pria berkarakter shof ini punya banyak waktu, langit di atas kantor metro-onenews.com kota Medan juga biru muda.
“Sehari hari saya jadi manusia yang biasa, sederhana dan bergaul dengan siapa saja.
Banyak orang hanya melihat penampilan casing luarnya tapi tidak melihat dalamnya, jadi kadang kadang meremehkan” ujarnya membuka pembicaraan. Saat disinggung tentang kesiapannya sebagai Ketua umum Partai KSN, ia menjawab renyah. “Jika memang diamanahkan memimpin partai, Insya Allah saya siap, sepanjang antara pengurus bisa saling kerja sama, bersinerji dan berpegang teguh pada kejujuran. Sebagai Ketua umum saya tetap apa adanya tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Pimpinan atau apapun ada batasannya, bukan bertindak sepihak, apa lagi otoriter. Kita tetap menghargai pendapat orang lain jangan merasa mau menang sendiri. Saya sifatnya tidak mau serakah, menguasai dan berkuasa. Pesan orang tua saya rakyat yang utama, “Welas Asih” yang diutamakan, saling berbagi, itu asli sifat saya. Tugas kita memperbaiki tatanan yang lebih baik dengan edukasi yang baik pula, dan itu akan menghasilkan yang terbaik. Perbaiki diri kita, keluarga kita, baru tetangga kita, hingga sampai dunia luar, asal jangan dunia gaib” ujar Andhika sambil berkelakar. Ia juga mengaku siap untuk ditegur dan dikritisi mana kala dalam memimpin terlihat ada ketidak sesuaian antara kata dan perbuatan.
“Kalau Ketum dirasa tak baik tolong ditegur, tapi jangan langsung ditebang, karena saya bukan pohon he..he.
Selaku Ketum saya siap mundur mana kala tidak berlaku adil dan bertindak dengan cara arogansi kekuasaan” paparnya.
Kesederhanaan Andhika dalam kesehariannya, potret pribadi yang rendah hati.
Diluar berbicara soal Partai KSN, tokoh yang diyakini memilik ilmu Kanuragan ini juga bersedia bercerita panjang tentang latar belakang kehidupan pribadinya.
“Saya putra dari seorang Ibu yang berasal dari Cirebon, silsilahnya hasil persilangan Cirebon dan Demak. Buyutnya bermuara dari Panembahan Ratu 2 kepada Syeh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati, dan Amangkurat 1 Kepada Sultan Agung 1 Mataram-Sultan Demak Raden Fattah Al Akbar. Ketika Colonial VOC Menguasai Cirebon, keluarga besar Ibu dibantai dan dibunuh oleh saudara saudaranya sendiri. Untungnya salah satu putra bungsu yang bernama Pangeran Kusuma Wijaya disembunyikan di sebuah Desa terpencil. Tidak diketahui siapa Pangeran Kusuma Wijaya sampai dewasa yang selalu melawan penjajahan di tanah Jawa. Sejarah kelam dirubah oleh Colonial VOC sampai sekarang, guna menutupi para keturunan VOC yang menyamar dan masuk di lingkungan Keraton sampai sekarang. Kusuma Wijaya pernah difilmkan dalam cerita fiksi, Jaka Sembung” papar Andhika dengan dialeg Jawa yang kental.
Terakhir Andhika mengaku dia bukanlah siapa siapa, namun ia selalu siap berada diantara siapa siapa. Wawancara singkat antar pulau ini sebenarnya masih bisa diperpanjang manakalan Andhika masih punya ruang dan waktu. Pun demikan kisah heroik seorang Andhika akan metro-onenews.com sajikan lagi lebih dalam, masih banyak yang tersumbunyi, tunggu liputannya. (Red)