Takengon | METRO ONE –
Puluhan Masyaraka di Arul Kumer barat Kecamatan Silih Nara dusun Sikiren marah dengan sumpah serapah. Pasalnya, kebun mereka rusak, hancur dan luluh lantak diakibatkan pekerjaan Mega proyek Peusangan dua. Pekerjaan pembangunan spoil bank pihak pelaksana melakukan pembuangan matrial seenak perutnya sehingga air mengalir ke kebun milik warga.
Ali Mustafa pemilik lahan yang rusak kepada metro one mengaku kecewa dan dan menyesali pihak perusahaan. “Sebelum nya di kebun saya ini ada tanaman kemiri, kopi, aren, mahoni, dan kayu manis, yang saya tanami di lahan saya seluas 7000 meter. Diikarenakan pekerjaan pembangunan proyek PLN Spoil bank tempat airnya dialirkan ke kebun kami, mengakibatkan kebun longsor. Lahan kebun dipenuhi dengan batu dan pasir. Tandinya kebun saya bisa diusahakan, tetapi saat ini sudah hancur, kerugian saya cukup besar” tegas Ali.
Menurut Ali, kejadian longsor terjadi pertama kali pada tahun 2013. Dan di tahun 2013 itu pihak PLN telah memberikan komvensasi atas tanaman kami yang rusak. Tetapi hal itu tak bertahan lama pihak pelaksa kegiatan kembali membuang limbahnya, kehancuran pun terulang lagi. Ali Mustafa dan teman-teman yang kebunnya dirusak oleh pihak pelaksana pekerjaan pembangkit listrik tenaga air itu, sudah mendatangi pihak PLN untuk menuntut atas kerusakan kebun.
“Kami sudah mendatangi humas PP selaku pelaksana pekerjaan ini, kita sudah mengajak mereka untuk melihat keadaan kebun kita bersama. Babinsa dan pihak PP mengatakan kerusakan ini diakibatkan imbas dari pekerjaan yang mereka lakukan. Akan tetapi ketika kita minta pertanggung jawaban, pihak PP mengarahkan ke PLN.
Saya berharap agar pihak PLN bertangung jawab atas kerugian yang saya alami atas kerusakan kebun akibat pekerjaan yang dilakukan pihak PLN. Jika pihak PLN tidak mau bertanggung jawab, saya akan menempuh jalur hukum” ujar Ali Mustafa. (Erwin.S.A.R)