Medan | METRO ONE – Selama masa PPKM (Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berlanjut, banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengeluh. Harga bahan baku produksi terus melonjak. Sampai kini solusi juga belum ditemukan, Jumat (13/8/2021)
“Kita meminta kepada Pemerintah agar harga pembelian kacang kedelai bisa stabil seperti semula. Sehingga usaha tahu kami bisa terus berjalan,” jelas Hermawadi alias Herman (47) Selaku pemilik usaha,
Hingga kini usaha tahu Herman tetap bisa berjalan dikarenakan rasa kemanusiaan dirinya yang begitu tinggi terhadap para karyawan.
“Kalau usaha tahu ini tutup tentunya 15 pekerja bakal menganggur. Dan bagaimana untuk makan keseharian keluarga mereka. Jadi kita minta Pemerintah bisa menyikapinya dengan bijak,” kata Herman.
Diketahui sebelumnya, karena harga kacang kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu terus merangkak naik para usahawan pengrajin tahu sempat melakukan demo.
“Turun ke jalan adalah upaya terakhir yang kami lakukan karena kalau tidak pengrajin tahu bakal tutup semuanya,” ucap Herman.
Melonjaknya harga kacang kedelai, para perajin tahu sendiri tidak dapat menaikkan harga tahu karena takut kehilangan pelanggan. Sehingga harus menombok biaya produksi dan gaji karyawan setiap bulannya.
“Tak mungkin harga tahu kami naikkan. Karena pelanggan bakal lari semuanya,” ucap Herman.
Di samping itu penelusuran awak media, harga kacang kedelai yang awalnya dari Rp 7 ribu/ kilogram terus melonjak naik sampai Rp 10 ribu/ kilogram.
Dari tahun 2000 beroperasi jumlah produksi tahu Herman perharinya bisa mencapai 900 kotak. Tahu dipasarkan ke pasar Tembung, pasar Belawan, pasar Mandala, pasar Sukaramai serta pasar Deli Tua dan ada juga pengecer langsung mengambil. (Bowo)