Labura | METRO ONE – Disebabkan kelangkaan BBM jenis Solar puluhan Kapal Motor (KM) Nelayan pesisir pantai Kelurahan Tanjung Leidong hanya bisa tersandar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Bersandarnya deretan KM dan tak bisa melaut terlihat Senin (2/3/22), situasi di sekitar TPI mencekam.
Tak bisanya melaut para nelayan ini dikhawatirkan bakal berbuntut panjang, setidaknya kehidupan mereka semakin terancam
Adek dan Ulong Songko adalah Nelayan skala kecil mengeluh dan berharap mendapat perhatian pemerintah. “Kami tidak dapat melaut beberapa hari ini dikarenakan kelangkaan BBM jenis Solar.
Selain langka, harga BBM jenis Solar pun dalam sepekan belakangan begitu tinggi, harganya mencapai Rp. 240.000,/jeregennya dalam isi 33 liter. Sebelumnya hanya Rp. 210.000 dalam satu jeregen itu. Jika kelangkaan BBM jenis solar berlanjut maka kami nelayan akan terancam tidak dapat terus terusan melaut bagaimana nafkah keseharian keluarga kami nantinya” ujar Ulong.
Menurut kedua Nelayan ini tidak permasalahkan jika memang harga BBM naik, tapi minyaknya ada. yang disayangkan saat BBM jenis solar naik minyaknyapun tidak ada.
“Kami kira hal ini berpengaruh dengan kelancaran para pedagang Along- Along pembawa BBM dari Kota Aek kanopan ke Pesisir pantai ini. Sepatutnya mereka diberi kesempatan menjadi konsumen tetap pihak SPBU. Jangan dijadikan anak tiri sementara perusahaan menjadi anak kandung. Tolonglah pedagang kecil seperti along- along ini dijadikan mitra pelanggan tetap SPBU dalam membantu pengurangan terjadinya kelangkaan BBM di daerah pesisir pantai kami ini” cetus mereka.
Para Nelayan berharap serta kepada Pemerintah agar menormalkan keberadaan BBM jenis solar. Khususnya di kelurahan Tanjung Leidong kecamatan Kualuh Leidong agar nelayan yang ada dapat melaut.
Kepada pihak Asisten Ekonomi Labura diminta segera turun ke pasar minyak solar di pesisir Tanjung Leidong agar dapat teratasi harganya juga menjadi stabil kembali. Begitu juga pasaran harga jual hasil tangkapan ikan nilai jualnya juga bisa ikut naik, agar ada keseimbangan.
Asisten Ekonomi M. Asril Hasibuan yang berusaha dikonfirmasi Senin (21/3/22) siang belum dapat ditemui. (Khairul).