Hamparan perak | METRO ONE NEWS – Pasca terekspose kebijakan tak bijak dugaan pemotongan bantuan PIP, Kepala sekolah SMK Tarbiyah Islamiah Julkhairi Sam mendadak mengundang para orang tua siswa. Rapat bersama orang tua berlangsung di aula SMK Tarbiyah Islamiyah jalan Perintis Kemerdekaan simpang Beringin desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Deliserdang, Kamis (26/12/24) di pukul 10.00 WIB. Ada yang aneh di pertemuan itu, ada oknum yang diketahui tidak punya kapasitas ikut mendampingi Kepsek Julkhairi Sam. Dia duduk persis disamping Kepsek, bikin malu, nimbrung ambil muka dan mengganggu pemandangan. Menurut orang tua siswa, oknum itu diduga pembeking kelas teri.
“Tak tau sebagai apa pak tua bertopi hitam kemeja putih itu duduk di depan satu meja dengan Kepsek. Dia bukan guru, bukan pengawas sekolah, anggota komite juga bukan. Semacam penggembira yang tak diperlukan. Nanti di pemberitaan selanjutnya kami sampaikan semua yang berkaitan dengan bantuan PIP. Hari ini kami cuma disuruh datang rapat, membahas soal dana yang dipotong Rp.300.00/Siwa penerima PIP. Katanya pemotongan itu gunanya untuk menutupi uang sekolah 250 Siwa yang tidak dapat bantuan” ujar wali siswa ini.
Penanda tanganan surat tidak keberatan atas pemotongan bantuan PIP
Yang paling seru kata wali siswa ini, mereka disuruh menanda tangani surat pernyataan tidak keberatan pemotongan Rp. 300.000 bantuan PIP kemren. “Luar biasa pak, kami disuruh menanda tangani surat tidak keberatan dengan pemotongan itu. Ini sudah tidak benar, tapi biar kami ikuti saja permainan ini, kita kumpulkan semua bukti bukti, mantap ini” kata wali siswa itu.
Julkhairi Sam yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp Kamis (26/12/24) sekira pukul 10.53. WIB sesaat setelah pertemuan usai, belum berhasil dikonfirmasi. WhatsApp Pesan yang dilayangkan belum berjawab meski berceklis dua.
Di pemberitaan sebelumnya, Kepsek Julkhairi Sam membantah soal pemotongan bantuan PIP. “Selamat pagi pak sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan semua berjalan tidak seperti apa yang disampaikan” tulis Julkhairi menjawab pesan konfirmasi yang dikirim ke WhatsApp pribadinya, Selasa (24/12/24) sekira pukul 09. WIB. Sementara di pertemuan dengan wali siswa, Zulkhairi malah meminta wali siswa buat pernyataan tidak keberatan. Ada sesuatu yang aneh sedang dipertontonkan seorang Kepsek.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pengakuan orang tua siswa disebutkan anak mereka penerima Program Indonesia Pintar (PIP) tidak menerima secara utuh. Dari jumlah yang diterima sebesar Rp,1,8 juta dipoklek Rp 300 ribu setiap siswa penerima.
“ATM anak kami ditahan pihak sekolah, nomor PIN tak pernah diberi tahu. Mereka yang cairkan sendiri. Kebijakan itu menyimpang karena dari awal tak ada pembicaraan biaya pemotongan. Alasannya untuk administrasi, bangunan gedung dan membantu anak yatim” kata orang tua ini dalam pengakuannya yang terekam itu. (Red/Uli)